Distrik 5

July 13, 2014

“Duuaaaarrrrrrr”
sebuah mortar berhasil melumpuhkan truk berisi tentara koloni. tentara yang cukup ditakuti untuk menghentikan perlawanan rakyat sipil. strategi gerilya yang diperagakan jendral rahman cukup brilian. bersembunyi diantara gedung – gedung, ditengah panasnya padang pasir yang cukup terik seringkali mengurangi konsentrasi sopir truk yang berisi tentara koloni.
distrik 5 adalah satu – satunya distrik koloni yang paling ribut. Hampir tidak ada hari tanpa baku tembak di wilayah ini. metode gerilya para pemberontak dan penetrasi koloni membuat wilayah itu menjadi kunci peperangan masing – masing kubu. tak terhitung berapa tetes darah dan peluh yang dikeluarkan oleh kedua kubu. Mayat – mayat dan gambar – gambar yang beredar membuat simpati dunia terus berdatangan untuk mendukung para pemberontak. Termasuk dukungan dana terlebih tentara koloni yang dengan tega membunuh rakyat sipil tak berdosa di distrik tersebut.
peluh dan keringat rahman kali ini cukup deras. terlebih munculnya kabar bahwa koloni akan berusaha untuk menyelesaikan perang hari ini dengan membumi hanguskan distrik 5.Pasukan terbaik akan diturunkan dan genosida akan dilakukan. peluru – peluru ak47 berserak disekitar tempatnya berteduh. diatas gedung setinggi 15 meter. sebuah laptop sederhana dengan koneksi internet untuk berhubungan dengan dunia luar sebagai pemasok segala hal, ada dibelakanganya. Salah satu benda keramat agar bisa mendapatkan bantuan dari luar koloni dan distrik.
Perlahan rahman mendekati laptop dan melihat email. salah satu email dari sahabat kecilnya, immanuel
“sahabat, semoga engkau masih diberi berkah dan kesejahteraan dari langit. kali ini, aku ingin bertemu denganmu setelah menyelesaikan tugas terakhirku. Kuharap engkau dapat menjadi orang baik dan bermanfaat bagi orang yang kau cintai”
dengan senyum merekah, rahman membalas email dengan ringan pada immanuel
“seluruh orang terdekatku saat ini benar – benar membutuhkanku. Aku menjadi orang yang sangat baik bagi orang – orangku. selesaikan tugasmu sahabat, dan segeralah bertemu denganku.” balas email dari rahman sambil memakai kalung keberuntungan dari immanuel. kado perpisahan terindah yang didapatkannya. kalung yang membawanya kepada kejayaan sebagai pemberontak.
Tawa bahagia meledak di mulut rahman. Sahabat yang lama dinantinya akan segera bertemu. Sahabat yang selayaknya saudara. Email ini membuatnya semakin bersemangat dan fokus pada tugasnya mengintai pasukan koloni.
“grrrrrrrr” terdengar suara truk melewati jembatan. dia melihat 5 tank diturunkan dan 6000 tentara bersiap untuk mendekati wilayah perbatasan. kali ini Rahman, dengan sedikit gemetar mengingatkan teman – temannya untuk bersiaga.
“60 lawan 6000, ini keterlaluan. Pikir rahman.
Ranjau darat di dekat sungai perbatasan telah terpasang siap. Parit sudah diturunkan. Mortar dan Rudal sudah dipersiapkan untuk menghadang 6000 tentara ini.
“dhuarrrrrr” tank mulai menembaki gedung – gedung di distrik 5. mortar dan rudal saling tembak dari kedua kubu. bom ranjau telah membunuh paling tidak 500 tentara koloni. namun tentara koloni sudah mulai memasuki pusat distrik 5. Gerilya harus dilakukan.
60 tentara mengeluarkan segala amunisi yang ada. beberapa menit berlalu, amunisi sudah habis namun serangan seolah – olah tak bisa berhanti. perang dengan senjata tajam pun dilakukan. Namun kondisi ini memperburuk keadaan pemberontak. perlahan – lahan pasukan ini semakin menipis. Peperangan yang sudah pasti kalah, namun hal ini tak menciutkan para pemberontak.
Kemerdekaan adalah harga mati.
kali ini 40 pasukan mendekati rahman. keterampilannya bela diri benar – benar membantunya. paling tidak dia berhasil melumpuhkan 15 tentara koloni sebelum sebuah peluru menyerempet tangannya. Saat itu, ia tanpa sengaja melihat immanuel menembakkan peluru kearahnya.
timah panas yang menyerempet kulit, tidak membuatnya mundur, malah membuatnya membabi buta menyerang tentara koloni. peluru semakin deras berdatangan kearahnya. kali ini tanpa menyadari, perut rahman tertembus peluru, kemudian tangan kanan dan tangan kiri sampai akhirnya dia harus lumpuh terkena terjangan peluru. melihat rahman yang sudah lumpuh, immanuel memerintahkan seluruh pasukan untuk mengepung wilayah lain dan dia tepat akan hendak menghabisi rahman tepat di depan matanya sampau ia tersadar luka gores di pipi kiri rahman.
immanuel ingat, luka gores itu adalah luka yang didapat sahabatnya saat dia hendak terjatuh dari tebing. Dia seketika teringat rahman.
“TENTARA BUSUK !! BUNUH AKU SEKARANG !!!” Umpat rahman sambil menahan rasa sakit dan merunduk. Rahman menatap mata Immanuel dan dilihatnya mata hijau biru milik immanuel. mata yang sangat indah menurutnya. dimana seorang anak memiliki dua warna pupil mata.
” Bunuh Aku. Dengan kondisiku sekarang, aku sudah tidak berhak untuk bertemu sahabatku di seberang. Melindungi orang – orangku, dan berguna bagi bangsaku kelak”
“sahabat ?” tanya Immanuel penasaran menatap wajah rahman.
“Apa Pedulimu Anjing !!!! CEPAT BUNUH AKU !!!!!” TERIAK rahman sekali lagi.
kali ini tanpa ragu, dia menembak kepala sahabatnya, tanpa ia sadari siapa yang ia bunuh. kepala rahman pecah. darah muncrat kemana – mana. begitu kuatnya tembakan yang dilepaskan, membuat seluruh tubuh rahman terhempas beberapa meter. Sampai akhirnya, kalung rahman terlepas keluar dari lehernya.
dia mendekati kalung yang terjatuh dan menyadari siapa yang dibunuhnya tadi. seketika itu dia menjerit pilu. udara tiba – tiba terhenti dan air mata menetes ke tanah. perlahan dia mendekati jenazah orang yang baru ditembaknya itu. sekali lagi dia memeriksa, dan berusaha meyakinkan diri, itu bukan rahman.
sekeras apapun dia berfikir mayat itu bukan rahman, dia langsung merasa bersalah. Kali ini dia lunglai dan bersandar di tumpukan sak pasir. dia masih shock orang yang dia bunuh secara personal adalah orang yang seharusnya dia temui besok setelah operasi ini.
suara sirine kemenangan telah berbunyi. Tanda kemenangan bagi tentara koloni yang disambut dengan tawa ria, pesta pora, dan tangis. Iya, tangis bagi mereka yang kehilangan anggota tubuh dan sahabat seperjuangannya. Namun kesedihan ini tidak seberapa dibandingkan membunuh sahabat sendiri.
kali ini dia tertidur tanpa menghiraukan perintah kembali dari komandan perang. dia hanya melihat mayat tanpa kepala sahabatnya yang seharusnya dia temui hari ini. Penyesalan yang begitu besar karena dia berharap peperangan ini dapat dinikmati oleh sahabatnya agar sahabatnya dapat hidup selayak dia di tentara.
“seharusnya aku adalah orang pertama yang menghentikan perang ini” ucapnya sambil tertidur
*******************************************************************************************
Hello, aku immanuel. makna dari namaku adalah tuhan bersama diriku. aku selalu berharap rahmat tuhan selalu bersamaku dan orang – orang disekitarku. Terlebih seorang sahabatku di tanah koloni distrik 5. Sahabat yang sangat hebat karena sampai sekarang kami masih bisa bertukar kabar dengannya. kali ini aku berharap ini adalah tugas terakhirku untuk membebaskan distrik 5 dari pemberontak pengganggu. aku yakin sahabatku rahman adalah orang yang tidak akan terbawa provokasi pemberontakan. Dia orang yang cerdas. Aku sudah memberi email serangan ke distriknya 2 minggu yang lalu secara rahasia. Aku berharap dia mengungsi dan membawa kalung pemberianku keesokan harinya. Berita hari inipun darinya begitu menenangkan, membuatku yakin akan tindakanku hari ini.