you say….

November 27, 2015

You say, I hurt you, but don’t you know, you hurt me more
you say, don’t leave me, but you go away
you say, you not enough for me, but you don’t trust me
you say, yah you say, i hurt you, but i still pretend to be okay

aku masih bertingkah, aku baik-baik saja
masih membohongi diri, aku baik-baik saja
menipu, aku

 

sekali lagi meletakkan kelereng dari laci yang indah ke laci yang lainnya lagi. karena memang masih mengharapkan kelereng itulah yang ada disitu selamanya.

tetapi, sekali lagi kehidupan memberi pelajaran baru. Pelajaran bernama kehidupan ini selalu memberi ilmu baru yang harus dilewati. seolah menegaskan, setelah satu hal terlewati, akan ada hal lain yang harus dipelajari.

memberi kepercayaan pada diri sendirilah yang hanya bisa aku lakukan, sama seperti setahun yang lalu. Mulai menghargai diri sendiri lagi, mulai menjalani sendiri lagi.

dunia tak ada yang abadi, saat ini mengalami duka, esok mengalami suka. suka dan duka selalu silih berganti, hanya bagaimana bisa menerima pelajaran dari pengalaman kehidupan.

kemarin lusa, aku menyadari konyolnya cinta tak harus saling memiliki
kemarin, harus menerima ada kondisi dimana kita harus berani merelakan

ah.. kehidupan
kali ini, apa yang ingin  kau ajarkan padaku

lalu ku

November 13, 2015

saat kau datang, lalu ku sambut

saat kau sakit, lalu ku besuk

saat kau luka, lalu ku rawat

saat kau sepi, lalu ku temani

saat kau linglung, lalu ku dengar

saat kau lupa. lalu ku ingatkan

saat kau duka, lalu ku hibur

saat kau jatuh, lalu ku ulur tangan

saat ku bingung, lalu kau beri arah

saat ku rapuh, lalu kau peluk

saat ku takut, lalu kau temani

saat ku senang, lalu kau senyum

saat kau ingin pergi, lalu ku takut

saat kau ingin pergi, lalau ku rapuh

saat kau ingin pergi, lalu ku bingung

saat kau ingin pergi, lalu ku lepas

tanpa apa aku, dengan lalu ku

saat ini, pun

kau, lalu ku

Jika Aku Tak

November 13, 2015

Jika Aku tak suka

tak mungkin ku datang

tak mungkin aku bersuka

tak mungkin aku tak senang

jika aku tak cinta

tak mungkin ku terima

tak mungkin ku bertahan

tak mungkin ku kupercaya

tak mungkin ku mengalah

jika aku tak sayang

tak mungkin tak ku peluk

tak mungkin ku menjaga

tak mungkin ku mendengar

tak mungkin ku berkorban

jika aku tak rindu

sendiriku tak mungkin ku tak menangis

sendiriku tak mungkin ku teringatmu

tak mungkin ku harap jumpa

jika aku tak kehilangan

tak mungkin ku ikhlaskan

tak mungkin ku tak takut

sendiriku tak mungkin ku berserahkan padaNya

Nina's Shack

Baru buka twitter lagi pagi ini (ya, saya memang bukan orang yang up to date kalau soal twitter). Dan menemukan banyak sekali ‘poin-poin berserakan’ dengan nama twit @radityadika.

Ok,.. sepertinya Radith sedang bagi-bagi ilmu atau tips tentang Stand Up Comedy (yang baru saya sadari ketika Seminar detik.com kalau Dika very goooooood at it!) ^___^

Jadi daripada saya bacanya pusing,.. karena sebagian-sebagian terus disela sama tweet yang lain, jadilah saya rangkum disini, biar lebih enak bacanya dan ilmunya juga lebih mudah diserap. Here we go!

Banyak yg minta ttg cara nulis komedi ya.. Okeh.. Gue coba dari paling fundamentalnya menurut gue: stand up comedy ya..

Gue berpikir tiap org yg mau nulis komedi paling ga harus paham dulu stand up comedy dan bagaimana jokes dikonstruksikan didalamnya. Bagi yg blom tau, stand up comedy adalah salah satu bentuk melawak dgn cara bicara sendirian di depan orang banyak. Stand up comedy bisa dibilang…

View original post 811 more words

Distrik 5

July 13, 2014

“Duuaaaarrrrrrr”
sebuah mortar berhasil melumpuhkan truk berisi tentara koloni. tentara yang cukup ditakuti untuk menghentikan perlawanan rakyat sipil. strategi gerilya yang diperagakan jendral rahman cukup brilian. bersembunyi diantara gedung – gedung, ditengah panasnya padang pasir yang cukup terik seringkali mengurangi konsentrasi sopir truk yang berisi tentara koloni.
distrik 5 adalah satu – satunya distrik koloni yang paling ribut. Hampir tidak ada hari tanpa baku tembak di wilayah ini. metode gerilya para pemberontak dan penetrasi koloni membuat wilayah itu menjadi kunci peperangan masing – masing kubu. tak terhitung berapa tetes darah dan peluh yang dikeluarkan oleh kedua kubu. Mayat – mayat dan gambar – gambar yang beredar membuat simpati dunia terus berdatangan untuk mendukung para pemberontak. Termasuk dukungan dana terlebih tentara koloni yang dengan tega membunuh rakyat sipil tak berdosa di distrik tersebut.
peluh dan keringat rahman kali ini cukup deras. terlebih munculnya kabar bahwa koloni akan berusaha untuk menyelesaikan perang hari ini dengan membumi hanguskan distrik 5.Pasukan terbaik akan diturunkan dan genosida akan dilakukan. peluru – peluru ak47 berserak disekitar tempatnya berteduh. diatas gedung setinggi 15 meter. sebuah laptop sederhana dengan koneksi internet untuk berhubungan dengan dunia luar sebagai pemasok segala hal, ada dibelakanganya. Salah satu benda keramat agar bisa mendapatkan bantuan dari luar koloni dan distrik.
Perlahan rahman mendekati laptop dan melihat email. salah satu email dari sahabat kecilnya, immanuel
“sahabat, semoga engkau masih diberi berkah dan kesejahteraan dari langit. kali ini, aku ingin bertemu denganmu setelah menyelesaikan tugas terakhirku. Kuharap engkau dapat menjadi orang baik dan bermanfaat bagi orang yang kau cintai”
dengan senyum merekah, rahman membalas email dengan ringan pada immanuel
“seluruh orang terdekatku saat ini benar – benar membutuhkanku. Aku menjadi orang yang sangat baik bagi orang – orangku. selesaikan tugasmu sahabat, dan segeralah bertemu denganku.” balas email dari rahman sambil memakai kalung keberuntungan dari immanuel. kado perpisahan terindah yang didapatkannya. kalung yang membawanya kepada kejayaan sebagai pemberontak.
Tawa bahagia meledak di mulut rahman. Sahabat yang lama dinantinya akan segera bertemu. Sahabat yang selayaknya saudara. Email ini membuatnya semakin bersemangat dan fokus pada tugasnya mengintai pasukan koloni.
“grrrrrrrr” terdengar suara truk melewati jembatan. dia melihat 5 tank diturunkan dan 6000 tentara bersiap untuk mendekati wilayah perbatasan. kali ini Rahman, dengan sedikit gemetar mengingatkan teman – temannya untuk bersiaga.
“60 lawan 6000, ini keterlaluan. Pikir rahman.
Ranjau darat di dekat sungai perbatasan telah terpasang siap. Parit sudah diturunkan. Mortar dan Rudal sudah dipersiapkan untuk menghadang 6000 tentara ini.
“dhuarrrrrr” tank mulai menembaki gedung – gedung di distrik 5. mortar dan rudal saling tembak dari kedua kubu. bom ranjau telah membunuh paling tidak 500 tentara koloni. namun tentara koloni sudah mulai memasuki pusat distrik 5. Gerilya harus dilakukan.
60 tentara mengeluarkan segala amunisi yang ada. beberapa menit berlalu, amunisi sudah habis namun serangan seolah – olah tak bisa berhanti. perang dengan senjata tajam pun dilakukan. Namun kondisi ini memperburuk keadaan pemberontak. perlahan – lahan pasukan ini semakin menipis. Peperangan yang sudah pasti kalah, namun hal ini tak menciutkan para pemberontak.
Kemerdekaan adalah harga mati.
kali ini 40 pasukan mendekati rahman. keterampilannya bela diri benar – benar membantunya. paling tidak dia berhasil melumpuhkan 15 tentara koloni sebelum sebuah peluru menyerempet tangannya. Saat itu, ia tanpa sengaja melihat immanuel menembakkan peluru kearahnya.
timah panas yang menyerempet kulit, tidak membuatnya mundur, malah membuatnya membabi buta menyerang tentara koloni. peluru semakin deras berdatangan kearahnya. kali ini tanpa menyadari, perut rahman tertembus peluru, kemudian tangan kanan dan tangan kiri sampai akhirnya dia harus lumpuh terkena terjangan peluru. melihat rahman yang sudah lumpuh, immanuel memerintahkan seluruh pasukan untuk mengepung wilayah lain dan dia tepat akan hendak menghabisi rahman tepat di depan matanya sampau ia tersadar luka gores di pipi kiri rahman.
immanuel ingat, luka gores itu adalah luka yang didapat sahabatnya saat dia hendak terjatuh dari tebing. Dia seketika teringat rahman.
“TENTARA BUSUK !! BUNUH AKU SEKARANG !!!” Umpat rahman sambil menahan rasa sakit dan merunduk. Rahman menatap mata Immanuel dan dilihatnya mata hijau biru milik immanuel. mata yang sangat indah menurutnya. dimana seorang anak memiliki dua warna pupil mata.
” Bunuh Aku. Dengan kondisiku sekarang, aku sudah tidak berhak untuk bertemu sahabatku di seberang. Melindungi orang – orangku, dan berguna bagi bangsaku kelak”
“sahabat ?” tanya Immanuel penasaran menatap wajah rahman.
“Apa Pedulimu Anjing !!!! CEPAT BUNUH AKU !!!!!” TERIAK rahman sekali lagi.
kali ini tanpa ragu, dia menembak kepala sahabatnya, tanpa ia sadari siapa yang ia bunuh. kepala rahman pecah. darah muncrat kemana – mana. begitu kuatnya tembakan yang dilepaskan, membuat seluruh tubuh rahman terhempas beberapa meter. Sampai akhirnya, kalung rahman terlepas keluar dari lehernya.
dia mendekati kalung yang terjatuh dan menyadari siapa yang dibunuhnya tadi. seketika itu dia menjerit pilu. udara tiba – tiba terhenti dan air mata menetes ke tanah. perlahan dia mendekati jenazah orang yang baru ditembaknya itu. sekali lagi dia memeriksa, dan berusaha meyakinkan diri, itu bukan rahman.
sekeras apapun dia berfikir mayat itu bukan rahman, dia langsung merasa bersalah. Kali ini dia lunglai dan bersandar di tumpukan sak pasir. dia masih shock orang yang dia bunuh secara personal adalah orang yang seharusnya dia temui besok setelah operasi ini.
suara sirine kemenangan telah berbunyi. Tanda kemenangan bagi tentara koloni yang disambut dengan tawa ria, pesta pora, dan tangis. Iya, tangis bagi mereka yang kehilangan anggota tubuh dan sahabat seperjuangannya. Namun kesedihan ini tidak seberapa dibandingkan membunuh sahabat sendiri.
kali ini dia tertidur tanpa menghiraukan perintah kembali dari komandan perang. dia hanya melihat mayat tanpa kepala sahabatnya yang seharusnya dia temui hari ini. Penyesalan yang begitu besar karena dia berharap peperangan ini dapat dinikmati oleh sahabatnya agar sahabatnya dapat hidup selayak dia di tentara.
“seharusnya aku adalah orang pertama yang menghentikan perang ini” ucapnya sambil tertidur
*******************************************************************************************
Hello, aku immanuel. makna dari namaku adalah tuhan bersama diriku. aku selalu berharap rahmat tuhan selalu bersamaku dan orang – orang disekitarku. Terlebih seorang sahabatku di tanah koloni distrik 5. Sahabat yang sangat hebat karena sampai sekarang kami masih bisa bertukar kabar dengannya. kali ini aku berharap ini adalah tugas terakhirku untuk membebaskan distrik 5 dari pemberontak pengganggu. aku yakin sahabatku rahman adalah orang yang tidak akan terbawa provokasi pemberontakan. Dia orang yang cerdas. Aku sudah memberi email serangan ke distriknya 2 minggu yang lalu secara rahasia. Aku berharap dia mengungsi dan membawa kalung pemberianku keesokan harinya. Berita hari inipun darinya begitu menenangkan, membuatku yakin akan tindakanku hari ini.

serigala dan gagak

June 7, 2014

“auuuuuuuuuuuuuuuuu”

Aku melolong malam itu, keadaan lapar membuatku sulit untuk tidur. Bulan purnama dan tebing tinggi adalah tempat paling indah untuk menikmati malam. Seperti hewan pemburu yang lain, aku harus mengetahui letak buruanku. Angin sepoi membawa aroma daging buruan. Aroma tersebut membuatku semakin lapar.

Aku seharusnya hidup dalam kawanan. Berburu, berkumpul, bercanda, dan menikmati daging buruan bersama. Saat hewan lain harus berjuang sendiri, kami cukup mempersiapkan posisi dan mata kami. Hal paling mengerikan bagi mereka, dilihat bersamaan oleh sekawanan predator. Saat itulah kami menemukan celah untuk memangsa mereka. Banyak yang menyangka kami adalah kawanan pengecut yang tidak bisa mandiri, mereka tidak tahu kami bisa lebih dari itu.

Seperti biasa, kami menemukan mangsa dan kami bersiap untuk memburu. Aku mendapat tempat paling luar untuk memburu. Pekerjaan paling untung – untungan menurutku. Bila beruntung, aku tidak perlu menguras keringat untuk mendapatkan makan. Namun bila mangsa berhasil kabur dari kawananku, aku harus siap untuk menghadang bahkan mengejarnya.

Rusa itu berlari begitu cepat sehingga aku tak mampu menghadang. Aku mengejar kijang yang berlari sekuat tenaga untuk lepas dari kawanan kami. Aku sudah berjarak 10 meter dibelakangnya saat itu sebelum dia masuk kedalam hutan selatan. Aku terus mengejar, mengikuti insting dan penciumanku. Aku tak pernah salah tentang hal ini. Beberapa saat aku merasa aroma rusa tersebut semakin menguat. Tanpa ragu aku melompat dan menggigit leher rusa tersebut.

Aku langsung merobek leher dan perut, mencari daging paling lezat menurutku. Aku merasa aneh, saat kawananku tidak segera memakan rusa ini. Namun rasa lapar membuatku lupa, 3 hari belum makan membuatku kalap walau akhirnya aku hanya cukup memakan seperempat daging rusa tersebut. Setelah kenyang aku terhuyung, tertidur.

Sesaat aku tersadar, aku tidak berada pada tempat yang kukenal. Sekeliling hanyalah rumput dan pepohonan. Kucoba mengejar aroma tubuhku yang tersisa diudara agar bisa kembali ke kawananku, namun aku gagal. Kucoba mengikuti naluri, sampai aku tersadar, aku disini, sendiri.

***********************************************************************************************************************************************************************

Rasa lapar menyadarkanku untuk berhenti mengingat masa lalu. Disini banyak buruan yang lebih banyak dan lezat yang bisa kunikmati sendiri. Bukan berarti aku tidak merindukan kawananku. Andai aku bisa kembali, akan kubawa mereka kemari. Bahkan aku tak tahu aku dimana sekarang.

“waaakkk, apa yang kamu pikirkan ?” tanya gagak, 
“ aku sedang mengamati, aku sudah kelaparan” jawabku
“asyik, berarti bakal makan banyak lagi hari ini, ok, aku bantu mencari mangsa, kali aja ada yang lagi mandi rembulan malam ini, waakkk waaakk” timpalnya sambil kemudian terbang meniggalkanku.

Aku hanya diam mendengar ucapannya, namun harus aku akui, kalau saja aku tidak bertemu dengannya, mungkin aku menderita. Penguasa semesta benar – benar mengetahui batas hambanya.

Aku masih memandangi padang rumput di depan mataku, setajam mungkin. Akupun teringat kehadirannya pertama kali di depan mataku. Sesaat setelah aku putus asa mencari jalan pulang, aku melihat dia memakan rusa yang aku buru.

“waak, sayang sekali rusa ini mati tanpa ada yang menjaga” ujarnya sambil melahap rusa buruanku. Aku yang merasa tersinggung, langsung melompat menerkam gagak tersebut. Namun dia lebih sigap, dia terbang menjauh beberapa centimeter dan kemudian membalas seranganku dengan mematuk hidungku.

“sialan burung ini” batinku. Aku kemudian memburunya. Bukannya dia lari, dia malah terbang mengelilingiku seolah mengejek. Aku masih terus mencakar udara sampai akhirnya aku kelelahan dan membiarkannya memakan buruanku.

“waaakk, hewan yang tidak bisa menjaga buruannya bukanlah binatang yang baik” teriaknya dari belakang
“diam” aku hanya menyahut
“kamu tersesat temanku ? sebagai ucapan terima kasih, aku bisa memberi beberapa saran. Beberapa serigala kadang tersesat kemari dan kehilangan jalan. Sebagian bisa pulang, sebagian lagi meniggal disini.” 
“lalu, bagaimana aku bisa kembali ke kawananku ? “ tanyaku penasaran
“insting “ jawabnya
“kalau begitu, sepertinya aku bukan bagian dari orang yang selamat tersebut” jawabku asal sambil melenggang pergi.

Padang rumput di depan mataku masih sepi dengan terpaan sinar rembulan, dan aku mulai jenuh. Aku berharap semoga si gagak dapat menemukan mangsa buatku.Rembulan masih diangkasa, dan aku merasa pagi sudah mulai mendekat. Sepertinya aku harus bergerak. Aku mulai menyusuri tempat dimana aku bisa mencari mangsa. Sungai membantuku menutup wilayah yang harus dicari. Sudah beberapa saat aku menyusur dan aku mulai mengantuk dan tanpa sengaja akupun tertidur.

*********************************************************************************************************************************************************************

“waaaakkkkk, bangun pemalas, gimana mau makan, kerjaanmu tidur melulu, waaakkk” teriak gagak sambil mematuk hidungku. 
aku terbangun. Melihat mata gagak itu membuatku lapar, namun aku yakin, dia sahabat terbaikku saat ini.
“Ayo, aku menemukan kambing gunung disebelah sana”. Ucapnya kemudian terbang memberi arah untukku. 
“waaakkk, waaaakkkk”.

Aku terbangun dan meneguk beberapa air sungai lalu mengejar gagak tersebut. Aku begitu hafal aroma busuknya, beberapa menit aku berlari, kulihat dia bertengger di sebuah batu besar. Disekitar padang tersebut, kulihat kambing gunung yang sedang menikmati rumput yang segar.

Aku mulai mengendap bersembunyi sambil menunggu momen yang tepat untuk memangsanya. Insting memburuku meningkat, kurasakan desir darahku meninggi. Rasa lapar dan naluri adalah kombinasi terbaik untuk berburu. Kurasakan angin gunung bergerak kearah kanan tubuhku, angin ini cukup untuk menyamarkan aromaku, sampai akhirnya …

Kulihat gagak makan dengan begitu lahap kambing gunung tersebut. Aku sudah cukup kenyang dengan daging kambing tersebut. Aku masih melihatnya menikmati kambing gunung tersebut dan membuatku melamun.

Aku masih ingat saat – saat dia dibidik oleh seorang pemburu. Aku menyadari saat aku tertidur kudengar suara kokangan senapan kemudian aku menyadari mata pemburu tersebut kearah gagak yang sedang tidur. Aku saat itu berjarak beberapa jengkal langsung melolong sekeras mungkin. Mengganggu konsentrasi dan membangun gagak. Gagak terkejut mendengar suara tembakan yang tidak terkontrol tersebut. Pemburu tersebut langsung melihat kearahku, dan aku balas menatap wajahnya setajam mungkin. Gagak terbang dari pohon dan pemburu tersebut mulai gemetar dan perlahan meninggalkan tempatnya.

Bukan berarti aku tak pernah ditolongnya, saat aku gagal memburu seekor babi hutan, dialah yang datang menjemput dan menunjukkan jalan. Kami menjadi sering bercengkrama dan bercanda. Sering berkejaran, sampai aku berharap, kenapa dia tidak dilahirkan sama sepertiku. Namun aku yakin, sang penguasa semesta lebih tahu rencana hidup. Paling tidak kami bisa hidup merdeka tanpa takut akan apapun saat ini.

Gagak masih memakan dengan lahapnya. Meski dia memakan tidak sebanyak porsiku, dia begitu senang memakan hasil buruanku. Benar – benar membahagiakan meskipun sungguh aneh, ada simbiosis mutualisme yang dialami mamalia sepertiku. Kenyang membuatku mengantuk, seolah ingin segera tidur sekarang. Perlahan mataku terpejam.

Aku terbangun dan kulihat ada dua buah gagak yang menyantap buruan kami. Aku mengenali yang pertama, dia sahabatku. Namun aku tidak mengenali yang satu lagi. Seperti biasa, sahabatku pamit permisi sambil berterima kasih telah berbagi buruan dan bekerja sama. Dia mengenalkan temannya, gagak tersebut nasibnya sama dengannya, tersesat sepertiku. Sahabatku berjanji dia akan membantu untuk mencari buruan bersamanya.

Aku tidak ada masalah. Akupun melanjutkan tidurku selepas dia pergi. Setelah aku terbangun, aku mulai berkeliling menikmati udara segar. Kurasakan, begitu damai meskipun kerinduan berkumpul dengan kawanan dan keluarga begitu dalam. Aku masih mencari jalan pulang, karena tempat ini begitu aneh menurutku.

**********************************************************************************************************************************************************************

Sudah beberapa hari ini sahabatku tidak mendatangiku. Kucoba mencari mangsa kali ini. Meskipun terkadang aneh, saat seorang sahabat yang biasanya bermain bersama kita menghilang begitu saja. aku mencoba tidak merisaukannya.

Menu hari ini daging babi hutan. Aku sudah cukup kenyang sampai kawanan gagak memakan hasil buruanku. Aku sudah terlalu kenyang untuk mencegah mereka memakan buruanku. Sepintas kulihat tidak kutemukan sahabatku tersebut.

Kali ini aku melolong, lebih keras dari biasanya. Malam purnama datang kembali. Kali ini kulihat purnama lebih besar dan berwarna merah. Kulihat padang gurun jikalau ada hewan buruan yang bisa kuterkam malam ini. Kuikuti suara angin, kucium aroma, yang kurasa hanyalah rumput dan pepohonan. Malam itu akupun tertidur lelap ditebing tersebut.

Pagi itu, kucari dahan tempat sahabatku beristirahat. Kulihat dia sedang tidur begitu pulas. Maka kubangunkan dia.
“teman, mari kita berburu” ajakku
“maaf, aku sudah makan tadi” jawabnya angkuh
tak pernah kudapat jawaban seburuk itu dari temanku. Saat itu aku berfikir, sepertinya ada yang salah dengan diriku. Akupun pergi dari tempatnya.

Kali ini aku berjumpa dengannya, kuajak dia berburu sekali lagi. Dia menolak. Aku sudah tidak kuat menahan rasa rinduku untuk bermain dengannya. 
“ayolah, sekali ini saja, mungkin setelah ini kita sudah tidak bertemu lagi” ajakku agak memaksa
“maaf kawan, aku tidak bisa”
“kenapa ?”
“aku harus hidup dengan kawananku, mencari makan dengan mereka, hidup dengan mereka” jawabnya coba beri pengertian
“lalu, kenapa tidak kau libatkan aku ? aku bisa berburu, kita bisa bekerja sama. “
dia hanya tersenyum pergi menghilang. Membuatku gelisah tak karuan. Membuatku lebih cepat lapar dari sebelumnya.

***********************************************************************************************************************************************************************

Akupun mulai mencari mangsaku sendiri, kali ini terasa begitu berbeda. Seolah merindukan bantuan dari langit. Namun aku percaya, penguasa semesta lebih mengenal nasibku. Aku telah memasuki hutan asing ini lagi. Dimana sahabatku akan datang menjemput kala aku melolong.

Kali ini aku tidak melolong. Aku sudah memasrahkan kehidupan pada sang penguasa semesta. Aku terus berjalan mengendap. Kulihat rusa sedang tidur sendirian. Aku mulai bersiap untuk mencari kesempatan memangsanya. Terkadang dikepala terdengar selentingan suara gagak, namun kucoba untuk fokus pada buruanku.

Aku sudah memangsa seperempat daging rusa tersebut. Aku menunggu kawanan gagak datang mendatangi mayat rusa tersebut. Aku masih menunggu dan menunggu. Sampai akhirnya aku tertidur. Saat aku membuka mata, kulihat rusa buruanku masih utuh. Akupun memakan sedikit daging rusa tersebut dan berusaha mencari jalan kembali.

Aku tidak yakin, jalan yang kutempuh ini benar. Aku pasrahkan pada penguasa semesta untuk menuntun jalanku. Kalaupun aku memasuki hutan yang semakin gelap dan dalam, maka aku harus beradaptasi di dalam sana. Kalau aku berhasil kembali, aku bersyukur telah menemukan tempat ternyaman, tebing yang dapat mengamati padang rumput. Tempat terindah untuk melolong sekuat tenaga berharap kembalinya sahabat yang pergi. Kecuali aku tidak berani berharap, aku akan kembali ke kawananku. Aku terlalu lama menghilang dengan mereka.

tersebutlah tiga ekor serigala, bernama Hans, Tan, dan Fa. Hans adalah salah satu serigala yang paling berani meskipun fisiknya kecil. Tan adalah serigala pemalas, tetapi cerdik, dia sering menyelesaikan masalah meskipun jarang bergerak. dan yang terakhir adalah Fa, Serigala paling gesit, namun tidak pernah mau berkumpul dengan kawanan serigalanya.
Read the rest of this entry »

teringat tentang video presentasi di TEDx dulu mengenai kerja optimal, tentang sebuah perusahaan yang bekerja dibidang desain kalau gak salah, mengajarkan tentang berhenti sejenak dalam hidup.

Pekerjaan dalam perusahaan tersebut adalah pekerjaan yang cukup banyak dan proses waktunya lebih banyak daripada perusahaan lain. Saat perusahaan lain mulai libur, perusahaan tersebut masih bekerja dan mengakibatkan pekerja menjadi kurang kreatif dan produktif. CEO pun menyadari, bahwa ia juga menyadari kreatifitasnya berkurang jauh saat itu. Dia menyadari dia lelah.

Mulai saat itu ia merubah jadwal kerja, yang tadinya pekerjaan di perusahaan adalah pekerjaan 20 tahun hampir tanpa henti, maka dirubah menjadi 30 tahun dengan jeda tiap 2 tahun mengikuti bagan berikut

20 –> K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K
30 –> K K I K K I K K I K K I K K I K K I K K I K K I K K I K K I

Jatah istirahat pun dirubah yang semula adalah pekerjaan pasif menjadi pekerjaan baru dinegara lain dengan tanpa beban kerja. Hasil akhir dari metode ini ternyata berhasil membuat perusahaan bergerak lebih stabil dan cepat daripada sebelum merubah pola kerja

semoga anda sekalian paham, kayaknya ini tulisan mbulet :p

Menulis Kreatif

December 15, 2013

tadi pagi dapat pengalaman asyik, tentang menulis kreatif. Seringkali kita bingung apa yang ditulis, menulis secara acak, berhenti ditengah jalan, dan sebagainya. Teh anita, dengan semangatnya, sharing bagaimana dia melalui itu semua. Menarik menurut saya, karena banyak pengalaman hidup yang dibagikan bahkan sampai membahas parenting beliau sebagai orang tua single parent dan kisah putranya yang mengalami speech delay.

sesi kedua dilanjutkan dengan begitu menarik. Beliau cuma memberi kami tugas untuk menulis judul dan synopsis dalam waktu 10 menit sebanyak mungkin. Kemudian beliau menyuruh untuk presentasi apa yang telah ditulis. Ajaib, saat kita merasa, “tidak mungkin nih, bikin 10 judul dan synopsis dalam 10 menit”. Namun nyatanya, kita semua berhasil menggambarkan konsep ide dalam 10 menit tersebut.

diakhir sesi, beliau berpesan pada kami, untuk
1. jangan berhenti
2. jangan cemas
3. jangan berhenti
4. jangan tolah toleh
5. buatlah rutinitas kreatif untuk melatih menulis

menarik, semoga bisa langgeng ngikutin saran diatas 😀